Cari Blog Ini

Senin, 11 Februari 2019

Bagaimana Menjadi Aku

Bagaimana Menjadi Aku
Jagakarsa, Room 02, 10 February 2019

Seiring berjalannya waktu yang telah berlalu meninggalkan aku dengan segala yang telah aku lalui pada waktu itu, maka tibalah aku pada waktu kini, saat ini, detik ini, aku berada di sini. Titik dimana aku saat ini berada di dalam lingkaran pusaran sang waktu.
Telah banyak yang aku lalui dalam mengarungi sang waktu yang telah berlalu itu. Ada suka, ada duka, ada bahagia, pun kesedihan turut serta tanpa kuasa ku mengelakkanya kurasa. Begitulah hidup, demikianlah kehidupan, yang akan terus tetap berjalan entah bagaimanapun dan walau apapun yang telah, sedang dan akan terjadi. Sang waktu tidak akan peduli dan tiada akan pernah terhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh Nya. Aku hanya bisa menjalani dan meniti hari-hari dari bagian sang waktu yang terus bergulir tanpa mengenal henti.
Inilah aku, bagian dari kehidupan alam semesta, yang hidup dan mau tidak mau harus menjadi bagian dari sang waktu, bagian dari dunia yang katanya fana, bagian dari milyaran makhluk yang tercipta, bagian dari Cipta Karya Sang Maha Kuasa. Dimana aku telah di ciptakan oleh Nya, dan telah diberi tugas serta amanah dalam perjalanan hidup yang belum, sedang dan akan aku lalui, sesuai dengan garis suratan tanganku atas Ijin dan Ridho Yang Maha Kuasa atas diriku. 
Sehingga aku tibalah pada titik sekarang ini, adalah merupakan bagian dari apa yang telah menjadi suratan tangan atau garis nasib atau takdir yang harus aku jalani saat aku sebelum terlahir, setelah aku terlahir, hingga aku kembali nanti. Aku hanya seorang makhluk yang mengemban amanah dan menjalani apa yang sudah di kodratkan kepadaku. Tanpa aku punya daya kuasa tuk merubah apa yang telah menjadi suratan tanganku. Walau mungkin ada beberapa cara untuk mengajukan permohonan perubahan kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang untuk dilakukan perubahan melalui doa-doa yang dipanjatkan kepadaNya, namun aku memilih untuk tetap berjalan sesuai dengan apa yang sudah di Titahkan Oleh Nya kepadaku sebagai makhluk kecil bagian dari CiptaanNya yang mengemban amanahNya.
Tanpa mengurangi rasa Hormatku kepadaNya, aku pun pernah merasakan banyak hal yang aku anggap tidak menyenangkan bagiku, dan disaat itulah aku sepertinya berontak atas apa yang aku alami dalam kehidupanku, yang tanpa aku sadari bahwa aku sedang melakukan pengingkaran atas hidup yang aku alami. Yang menurut kata orang sih adalah manusiawi, saat kita mengeluhkan keadaan hidup kita. Hingga kita lupa akan hakekat dari makna hidup itu sendiri.
Aku pun pernah merasakan hatiku senang dan bahagia, yang pada saat itu aku tiada mengingatNya dan tiada terucap Syukur atas Nikmat yang diberikan olehNya. Nah disitulah sisi dari diriku yang katanya aku adalah makhluk yang dikenal dan disebut Manusia sering menjadi lupa dengan tidak mengingatNya.
Disaat aku bersedih aku begitu cepat mengingatNya, dan larut dalam doa-doa munajat agar segera bisa terlepas dari kesedihan hati yang gundah gulana, namun sebaliknya disaat aku senang tidak terlintas sedikitpun untuk mengingatNya. Begitulah aku adanya. Teringat Pencipta saat sedang larut dalam kesedihan, namun tiada pernah ingat saat aku sedang larut dalam kesenangan hati. Katanya sih Manusiawi, hihi.
Dalam perenungan diri atas hati, pikiran diriku sendiri, maka aku adalah diri yang tiada bisa mensyukuri atas nikmat yang aku terima dalam hidupku. Aku hanya bisa mengeluhkan kesedihan tanpa pernah mensyukuri kesenangan yang aku terima dalam hidup ini. Aku merasa malu di titik ini, aku merasa menjadi makhluk yang tidak sesuai dengan amanah atau kodratnya. Hanya bisa mengeluhkan saat hati bersedih, tanpa pernah mensyukuri nikmat yang diberikan saat hati merasa senang. 
Disini aku meminta Maaf atas diri ini sebagai Hamba yang sering kali mengingkari akan segala Nikmat yang telah Kau beri. Berikan AmpunanMu wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan Pengampun atas Dosa dan HambaNya. Kalau aku seringkali ingkar atas Nikmat yang telah dan akan Kau beri padaku. Maafkan aku. Ampuni aku. Jauhkan aku dari MurkaMu, selalu limpahkan Rahmat dan Hidayahmu kepadaku, kepada kedua orang tuaku, kepada anak dan isteriku, kepada saudara-saudaraku, kepada kaum yang bersamaku, kepada makhluk yang kau ciptakan. Aku sadari bahwa aku sering kali melupakanMu, meninggalkan namaMu dihatiku dalam menjalani kehidupanku. Aku hanya memikirikan bagaimana aku kan menjalani esok hari nanti dengan penuh rasa cemas dan khawatir akan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapanku, sedangkan aku tidak menyadari bahwa itu adalah diluar kuasaku untuk memikirkanya. Bahwa semua yang aku jalani dalam hidupku adalah sudah menjadi kehendakMu, bahwa semua yang aku alami dalam hidupku adalah sudah menjadi jalan hidupku yang telah Engkau tentukan sebelum aku tercipta dan terlahir di dunia ini.
Dititik ini aku merasa gusar. Dititik ini aku merasa ingkar. Dan dititik ini aku merasa bersikap tidak tepat dan tidak sesuai dengan amanah yang aku emban dalam hidup ini. Aku berharap semoga aku akan bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam hal bersyukur kepadaNya. Aku berharap tidak akan mengeluhkan hidup yang aku jalani dan alami. Aku berharap atas AmpunanMu. Aku berharap akan RidhoMu. Aku berharap akan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam tugasku menjalani hidup ini. Dan aku sangat berharap semua kesalahan dan dosaku Kau Maklumi dan Kau Ampuni. Maafkan aku yang tidak pandai dalam mensyukuri atas Nikmat yang telah Kau beri selama ini. Maafkan Hambamu Wahai Dzat Yang Paring Welas lan Asih. Aku mohon, please terima permohonan Ampunku dan Kau berikan petunjuk aku dijalan yang baik dalam mengarungi kehidupan yang telah Engkau tetapkan atas diriku ini. Matur Nuwun Gusti.