Search This Blog

Thursday, August 18, 2011

Mencoba memahami bangsa ini..


Mencoba memahami bangsa ini..



Sejauh pengamatan saya, sebagai seorang rakyat yang hidup dan menjadi bagian dari sebuah bangsa yang BIADAB.



Yang saya pelajari dari Bangsa ini adalah :

1.    Golongan orang Miskin yang BODOH

2.    Golongan orang Kaya yang TAMAK

3.    Dan Golongan Penguasa yang CONGKAK



Orang miskin menyuarakan protes terhadap golongan orang kaya dan golongan penguasa atas segala sesuatu yang dirasa tidak adil bagi mereka. Lantas mereka menggalang kekuatan massa dan mengatasnamakan keadilan yang seolah – olah mewakili serta membawa kepentingan harkat hidup hajat orang banyak untuk menuntut rasa keadilan dengan cara menjual harkat dan martabatnya yang disuarakan dengan lantang sebagai sebuah tujuan yang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjadi pengemis.

Mentalitas dari golongan orang miskin tidak jauh dari mengemis, meminta, menengadahkan tangan, menghiba, berharap agar golongan orang kaya dan golongan penguasa akan memberikan seuatu yang mereka harapkan. Walau harus mengorbankan jiwa raganya serta menjual harga dirinya demi menjadi seorang miskin bermental pengemis. (Sungguh cita-cita yang sangat mulia secara ironi..)

Selama mentalitas dalam diri orang seperti ini terus lestari maka selamanya mereka akan menjadi golongan orang miskin di dalam kehidupan bangsa ini. Bagaimana tidak miskin kalau cita – cita dan tujuan hidupnya hanya untuk menjadi pengemis, peminta-minta, dan berharap akan pertolongan orang lain yang jelas-jelas tidak akan pernah menjadi jawaban atas penderitaan mereka. (Kasian deh…)

Orang kaya sibuk dengan berbagai macam proyek usahanya dengan cara memeras keringat golongan orang miskin yang dijadikan budak, sebagai sapi perahan, sebagai prajurit pekerja untuk mendukung kerajaan kejayaanya serta sibuk kasak-kusuk meloby sana-sini pada golongan penguasa demi tercapainya keinginan untuk memuaskan hasrat ketamakannya.

Sungguh sangat mengagumkan semangat golongan orang kaya kalau melihat bagaimana mereka berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan berbagai macam cara agar dapat mengembangkan kantong-kantong dan pundi-pundi uang yang akan menjaga agar mereka tetap berada pada golongan orang kaya. (Semangat yang perlu di pupuk dan ditiru dalam konteks yang berbeda..)

Golongan Penguasa berjalan congkak dan sombong karena merasa dibutuhkan baik oleh golongan orang miskin maupun golongan orang kaya dalam kehidupan mereka.

Dan golongan penguasa sangat paham dan lihai dalam mengakomodir keinginan golongan orang kaya dan golongan orang miskin. Golongan orang miskin meminta perlindungan kepada para penguasa atas tindakan orang kaya yang aniaya, sementara golongan orang kaya selalu memberikan upeti kepada para penguasa agar dapat meredam gejolak tuntutan dari golonga orang miskin. Dan jangan lupa bahwa golongan orang kaya akan selalu memberikan imbalan upeti kepada kalangan penguasa atas proyek-proyek usaha mereka walaupun pada akhirnya harus mengorbakan keuangan dan merugikan Negara.

(Sungguh malang dan menyedihkan sekali nasib Bangsaku ini…)

Arti sebuah kata "MERDEKA"


Arti sebuah kata “MERDEKA”



            Merdeka adalah sebuah kata yang sering kita dengar dan kita sebutkan, bahkan mungkin kita lafalkan, sering kita dengungkan dalam keseharian.

Namun kata itu hanya sekedar kata tanpa makna. Pernahkah kita tahu apa itu Merdeka dalam arti yang sesungguhnya? Merdeka mungkin saja kita artikan berbeda-beda dalam kehidupan kita. Jadi ingat lagu sewaktu jaman dulu masih sekolah :



Tujuh belas Agustus tahun 45

Itulah hari kemerdekaan kita

Hari merdeka, nusa dan bangsa

Hari lahirnya bangsa Indonesia

Merdeka, sekali merdeka tetap merdeka

Selama hayat masih dikandung badan

Kita tetap, setia, tetap setia, mempertahankan Indonesia

Kita tetap, setia, tetap setia, mempertahankan Indonesia



            Sehingga mari kita cari tahu apa sebenarnya arti kata Merdeka itu dari beberapa contoh realita lapisan masyarakat yang ada disekitar kita.

            Pada jaman perjuangan kata Merdeka begitu dielu-elukan dan didambakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan bangsa kita. Merdeka pada masa itu adalah dalam arti terlepas dari belenggu cengkeraman penjajah. Melepaskan diri dari penjajahan. Menjadi sebuah Negara yang mandiri dan berdaulat. Pada masa itu Merdeka adalah kata yang sangat sacral dan penuh makna. Merdeka adalah sebuah cita-cita yang luhur. Merdeka adalah sebuah tujuan hidup. Bahkan pendahulu kita mempunyai semboyan yang sangat popular di kalangan masyarakat kita yaitu : Merdeka ataoe Mati. Kata Merdeka disepadankan dan dipertaruhkan dengan nyawa.

            Pada jaman sekarang, pada masa kita kini, pada era globalisasi, apakah kata Merdeka masih mempunyai nilai yang sama dengan jaman perjuangan dahulu yaitu disepadankan dengan nyawa kita sebagai taruhannya? Apakah kita masih memperjuangkan kata Merdeka dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah masih penting sebuah kata Merdeka tertanam dan didengungkan di benak kita? Untuk apa kemerdekaan itu sesungguhnya? Bagi siapa kemerdekaan itu diperuntukkan? Siapakah yang berhak untuk Merdeka? Dan masih banyak pertanyaan yang berkaitan dengan kata Merdeka lainnya.

            Mari kita tengok dalam kehidupan sehari-hari bangsa ini. Demi niat baik untuk merubah nasib dan membantu mencari nafkah untuk memperbaiki perekonomian keluarga maka ada sebagian dari rakyat bangsa ini rela untuk menjadi  TKW / TKI  di negeri. Dengan bayangan kesuksesan pendahulunya yang kebetulan memang bernasib baik atau menjadi gundik majikan di rantau seberang dan iming-iming penghasilan besar dari sponsor yang mencari calon-calon TKI / TKW maka mereka rela mengeluarkan uang untuk mengejar cita-cita yang menurut saya adalah naïf.

            Timbul pertanyaan dalam benak saya, manakala untuk menjadi TKI / TKW harus mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit, bahkan sebagian dari mereka rela untuk menggadaikan apa saja yang mereka miliki atau bahkan ada yang rela menjualnya demi untuk membayar cita-cita mereka. Lalu apakah setelah itu mereka menjadi sukses? Maka jawabnya dalam realita kehidupan kita, ya ada beberapa yang sukses, dan banyak yang harus menanggung beban derita, dari siksaan majikan yang bermacam-macam hingga pemerkosaan yang menghasilkan kehamilan serta melahirkan anak yang tidak berdosa dan dititipkan di tempat-tempat penampungan karena rasa malu untuk dikabarkan bahwa dirinya telah diperkosa dan dihamili oleh majikannya yang tidak punya moral. Bagi sebagian mereka yang mempunyai harga diri dan berani melawan maka kita dengar beritanya adalah di hukum, dari denda hingga hukuman mati.

            Apakah arti kata Merdeka pada orang-orang ini? Hidup mereka miskin di negaranya, mencoba mengadu nasib pada bangsa lainnya namun kata Merdeka tidak juga mereka dapatkan. Sungguh kata Merdeka adalah hal yang hampir bisa dikatakan mustahil bagi mereka.

            Lalu kita masih ingat ada seorang Ibu yang karena menuliskan keluhan atas pelayanan sebuah Rumah Sakit melalui media email dia harus berurusan dengan pengadilan. Bagi Ibu ini jelas kata Merdeka untuk mengungkapkan pendapat serta keluhannya adalah hal yang harus dibayar mahal, atau dengan kata lain Ibu ini belum bisa mengenyam apa makna dan arti dari sebuah kata Merdeka dalam hidupnya.

            Cerita lainnya, ada ribuan pekerja beraksi dan berdemo karena perusahaan tempat mereka bekerja tidak membayar gajinya selama beberapa bulan. Untuk mereka apakah arti kata Merdeka itu yang sesungguhnya apabila mereka bekerja saja tidak bisa mendapatkan haknya?

            Ada juga sekelompok orang yang berusaha mengikrarkan sebuah keyakinan dalam hidupnya namun tidak bisa diterima oleh sebagian kelompok yang lain hingga menimbulkan bentrokan yang merenggut nyawa yang mana kekerasan tersebut disorot dan disiarkan oleh media masa yang dilakukan oleh kelompok lain yang melakukan tindakan anarkis yang seolah dibiarkan saja tanpa adanya tindakan kongkret dari penguasa bangsa ini untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi. Sehingga kata Merdeka untuk menetukan keyakinannya dan memilih agamanya yang mana itu adalah hak yang paling mendasar pada kelompok masyarakat ini tidak bisa dirasakan.

            Saat pagi dan sore hari pada jam-jam berangkat dan pulang kerja pada hari kerja kita bisa lihat betapa semrawutnya keadaan jalanan kita, dan kita mendapati kenyataan bahwa ada banyak sekali pelanggaran atas kemerdekaan orang lain yang dirampas begitu saja dengan cara mengendarai motor di trotoar, membuat kios dagangan di halte misalnya, yang mana hal terebut adalah jelas merampas kemerdekaan para pejalan kaki yang seharusnya bisa menggunakan haknya dengan nyaman. Yang lebih parah lagi adalah banyak sekali pengguna jalan melanggar kemerdekaan dan hak orang lain dengan cara melawan arus lalu lintas yang mana hal itu sangat berbahaya.

            Kemerdekaan seorang anak untuk dapat mengenyam pendidikan? Kemerdekaan seorang isteri yang teraniaya karena tidak diberikan nafkah oleh suaminya? Kemerdekaan seorang suami yang dilarang untuk menikah lagi. Serta masih banyak kemerdekaan-kemerdekaan yang lain yang bisa kita temui di sekitar kita.

Lalu apakah sebenarnya arti kata Merdeka itu?

Merdeka adalah :

Kebebasan?

Terlepas dari belenggu?

Terbebas dari tirani?

Mendapatkan haknya?

Menjalankan kewajibannya?

Adil?

            Kalau menurut saya Merdeka adalah apabila kita dapat menjalankan apa-apa yang menjadi hak dan kewajiban kita dengan baik dalam koridor ketentuan norma atau aturan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama dan bernegara.

Mari kita hidup dalam kemerdekaan yang sesungguhnya.

Kemerdekaan adalah keragaman.

Kemerdekaan adalah kemajemukan.

Kemerdekaan adalah penghargaan.

Kemerdekaan adalah saling mencintai.

Kemerdekaan adalah berbeda penerapan untuk setiap manusia.