Lokasi Makam Sunan Giri
Dari lokasi Makam Sunan Giri kami menuruni bukit Kebomas dan menuju ke kota Gresik. Setelah tanya sana-sini kami diarahkan menuju ke Masjid Agung Gresik. Kebetulan pada saat itu sedang akan dilaksanakan Sholat Jumat. Setelah selesai Sholat Jumat kami langsung bergegas menuju ke dalam pelataran Masjid dan menanyakan perihal Makan Syekh Maulana Malik Ibrahim, namun ternyata dijawab bahwa di lingkungan Masjid Agung tersebut tidak ada Makam yang kami maksud, dan kamipun diarahkan menuju ke pojok alun-alun. Kamipun mengikuti jalanan tersebut dan sampailah kami di pelataran Masjid kecil namun jelas terpampang nama seperti foto di atas.
Almadulilah, akhirnya ketemu juga, ada perasaan plong dan lega pada diri kami setelah menemukan Makam yang kami inginkan.
Tidak memerlukan waktu untuk berpikir lama lagi, kami langsung memarkir The Blues dan memasuki area Masjid. Namun lokasi Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim yang terletak sejajar dengan Masjid sedang dalam proses renovasi total, sehingga kami tidak bisa duduk di dekat Makam, namun kami hanya duduk di pelataran Masjid menghadap ke Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tak apalah yang penting niat kami adalah mendoakan beliau serta tidak lupa berdoa untuk diri sendiri dan keluarga tentunya.
Di lokasi Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim kita tidak menemukan ada pengemis atau preman dan pedagang, namun tukang parkir tetap saja ada, heranya waktu kami parkir tidak ada orang, namun begitu kami masuk mobil dan mau pergi tiba-tiba didatangi juru parkir. Lagu lama neh,,,,
Kami dengan semagat 45 menggeber the Blues untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya.
Note: PR bagi para pengelola Tempat Ziarah maupun Pemerintah setempat agar cagar budaya semestinya diatur sedemikian rupa sehingga nyaman, bersih, teratur, rapi, bebas dari pengemis, bebas dari preman dan segala macam hal yang tidak baik.
Gapura Makam Sunan Giri
Menuju ke Makam Sunan Giri kita lewat Toll dan keluar di pintu Toll Kebomas.
Tidak begitu jauh menagarah ke Bukit Kebomas, dan ada petunjuk arah yang jelas.
Sesampainya disana lokasi Makam sedang dalam proses renovasi untuk bagian luarnya, sepertinya akan dibuat menjadi target lokasi wisata oleh pihak pemerintah Gresik. Itu sangat bagus menurut saya, karena cagar budaya harus dilestarikan dan dibuat menarik serta nyaman agar dapat mendatangkan pengunjung yang tentu saja akan berimbas ada pundi-pundi pemasukan kas daerah tersebut.
Begitu parkir di kawasan Makam, kami didatangi oleh seorang preman yang meminta uang parkir sebesar Rp. 5.000,-, dengan muka garang dan berlagak seperti jagoan dia membawa baskom plastik dan menyodorkan ke arah kami. Walaupun kami juga harus membayar uang parkir pada tukang parkir, namun sang preman juga meminta jatah, daripada ribut soal uang parkir dengan preman maka kami putuskan untuk membayarnya demi kelancaran perjalanan kami juga. Nah untuk hal ini mohon kiranya bagi pengelola Makam untuk dapat menertibkan para tukang parkir dan preman yang selalu kami jumpai pada setiap tempat Ziarah yang telah kami lalui. Hal tersebut sungguh sangat tidak bagus dan akan mencerminkan kondisi sebagian masyarakat sekitar. Kok ya masih ada saja orang yang berlagak menjadi preman dan meminta uang dengan tidak sepatutnya kepada para pengunjung tempat cagar budaya seperti ini? Sungguh merupakan sesuatu yang memalukan bagi masyarakat sekitar daerah tempat tersebut. Preman? Sudah bukan jamanya lagi kaleeeee,,,,
Masuk ke dalam lingkungan Makam Sunan Giri kita harus mendaki tangga dari tempat parkir. Kondisi sama seperti tampat yang lain, kanan kiri dipenuhi oleh para pedagang. Bisakah ditertibkan dan diatur sedemikian rupa sehingga orang mau Ziarah tidak terganggu dengan lapak atau dagangan para pedagang dengan dibuatkan lokasi yang baik dan menarik? Misalnya di lokalisir di dekat parkir atau di depan pintu masuk atau pintu keluar.
Di dalam Makam Sunan Giri banyak peziarah yang terduduk dan melakukan doa baik di dalam Makam maupun diluarnya saja. Kondisi di dalam Makam sangat panas (gerah) sehingga tiupan kipas angin tak mampu meredakan panasnya hawa, apalagi ruangan tersebut dejejali oleh para Peziarah yang berdesakkan masuk ingin berdoa disamping Makam.
Setelah saya melihat ke dalam, saya urungkan niat untuk berdoa di dalam makam melihat kondisi tersebut saya putuskan untuk berdoa di pojokkan makam saja.
Selesai berdoa bagi almarhum Sunan Giri serta memanjatkan doa bagi diri sendiri serta keluarga, kami pun keluar area makam.
Begitu menuruni tangga kami dikerubuti oleh para pengemis baik yang masih muda belia hingga orang tua yang renta. Sungguh pemandangan yang tidak enak dilihatnya. Saran saya adalah para pengemis tersebut tidak berada di jalan menuju makam, baik jalan masuk maupun jalan keluar.
Karena lapar maka kami singgah di tempat makan yang tersedia masih di area makam. Hidangannya beraneka ragam khas Jawa Timuran. Kamipun sampai kesulitan mencari tempat duduk untuk makan karena dipenuhi oleh para Peziarah yang juga ingin makan.
Selesai menyantap makan siang kami keluar dari area Makam Sunan Giri untuk selanjutnya menuju ke Kota Gresik untuk bersziarah ke Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim
Dari lokasi Makam Sunan Giri kami menuruni bukit Kebomas dan menuju ke kota Gresik. Setelah tanya sana-sini kami diarahkan menuju ke Masjid Agung Gresik. Kebetulan pada saat itu sedang akan dilaksanakan Sholat Jumat. Setelah selesai Sholat Jumat kami langsung bergegas menuju ke dalam pelataran Masjid dan menanyakan perihal Makan Syekh Maulana Malik Ibrahim, namun ternyata dijawab bahwa di lingkungan Masjid Agung tersebut tidak ada Makam yang kami maksud, dan kamipun diarahkan menuju ke pojok alun-alun. Kamipun mengikuti jalanan tersebut dan sampailah kami di pelataran Masjid kecil namun jelas terpampang nama seperti foto di atas.
Almadulilah, akhirnya ketemu juga, ada perasaan plong dan lega pada diri kami setelah menemukan Makam yang kami inginkan.
Tidak memerlukan waktu untuk berpikir lama lagi, kami langsung memarkir The Blues dan memasuki area Masjid. Namun lokasi Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim yang terletak sejajar dengan Masjid sedang dalam proses renovasi total, sehingga kami tidak bisa duduk di dekat Makam, namun kami hanya duduk di pelataran Masjid menghadap ke Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tak apalah yang penting niat kami adalah mendoakan beliau serta tidak lupa berdoa untuk diri sendiri dan keluarga tentunya.
Di lokasi Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim kita tidak menemukan ada pengemis atau preman dan pedagang, namun tukang parkir tetap saja ada, heranya waktu kami parkir tidak ada orang, namun begitu kami masuk mobil dan mau pergi tiba-tiba didatangi juru parkir. Lagu lama neh,,,,
Kami dengan semagat 45 menggeber the Blues untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya.
Note: PR bagi para pengelola Tempat Ziarah maupun Pemerintah setempat agar cagar budaya semestinya diatur sedemikian rupa sehingga nyaman, bersih, teratur, rapi, bebas dari pengemis, bebas dari preman dan segala macam hal yang tidak baik.
Bagi yang ingin Umroh bersama kami silahkan untuk menghubungi kami di:
Republik Dakwah Tour and Travel
Tlp: 021-7272426
Fax : 021-7866456
Mobile : 08111558169 / 081584197950
Atau silahkan baca artikel kami tentang Bimbingan Haji dan Umroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar